Connect with us

Berita

RA KH. Hasyim Asy’ari Gelar Buka Bersama dan Kajian Parenting: Menanamkan Keimanan Sejak Dini di Bulan Ramadhan

Published

on

Sukoharjo, Katakampus.com – Raudhatul Athfal KH. Hasyim Asy’ari Sukoharjo mengadakan acara Buka Bersama, Kajian Ramadhan, dan Parenting dengan tema “Mengajarkan Anak Beribadah di Bulan Ramadhan Untuk Menanamkan Keimanan Sejak Dini”. Acara ini menghadirkan narasumber Ustadz Syamsul Ashri, S.Pd.

Dalam Kajian Ramadhan sekaligus Parenting, Ustadz Syamsul Ashri, S.Pd, yang juga menjabat sebagai Kepala MI Terpadu Riyadus Sholihin Kecamatan Nguter, Sukoharjo, menekankan bahwa mendidik anak bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah atau RA, tetapi juga merupakan tanggung jawab orang tua. Beliau mengutip sebuah hadits yang menyatakan bahwa setiap anak lahir dalam keadaan fitrah, dan orang tuanyalah yang menentukan arah keimanannya.

Selain itu, Ustadz Syamsul Ashri juga menyampaikan metode pendidikan anak menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib, yang membagi proses pendidikan ke dalam tiga fase. Fase pertama, anak usia 0-7 tahun diperlakukan seperti raja/ratu. Fase kedua, anak usia 7-14 tahun diperlakukan seperti pembantu, dalam arti diberikan tugas dan tanggung jawab untuk membangun kemandirian. Fase ketiga, anak usia 14-21 tahun diperlakukan sebagai teman agar mereka dapat berdiskusi dan mendapatkan arahan dengan cara yang lebih bijaksana.

Acara Buka Bersama, Kajian Ramadhan, dan Parenting ini ditutup dengan doa oleh Bapak Kyai Nachrowi selaku Ketua Takmir Masjid KH. Hasyim, kemudian dilanjutkan dengan salat Maghrib berjamaah. Ibu Evi Amalia, salah satu wali murid dari Ananda Danish, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiannya karena dapat berkumpul dengan sesama wali murid serta memperoleh ilmu yang bermanfaat dalam mendidik anak, khususnya dalam membangun keimanan sejak dini.

Acara yang digelar pada Ahad, 23 Maret 2023 M / 23 Ramadhan 1446 H ini dihadiri oleh seluruh murid dan wali murid, Kepala dan Dewan Guru RA KH. Hasyim Asy’ari, serta beberapa tokoh masyarakat. Hadir pula Bapak Heri Sudarsono, ST selaku Ketua BP3MNU Gentan, Ibu Siti Mardiyah, Amd selaku Ketua Muslimat NU Ranting Gentan, dan Bapak Syamsul Falah, SE selaku Ketua Komite Sekolah sekaligus Ketua MWC NU Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.(*)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

LP Ma’arif NU Jateng dan MKKS SMK Perkuat Sinergi, Salurkan Dana Operasional Rp148 Juta

Published

on

By

Purworejo, Katakampus.com  Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah bersama Musyawarah Kepala Sekolah (MKKS) SMK Ma’arif NU Jawa Tengah menggelar rapat koordinasi di SMK NU 1 Bener, Purworejo, pada Rabu, 30 Oktober 2025.
Selain membahas penguatan sinergi kelembagaan, acara tersebut juga menjadi ajang penyerahan bantuan dana operasional senilai Rp148,175 juta kepada MKKS SMK Ma’arif NU Jawa Tengah.

Ketua MKKS SMK Ma’arif NU Jawa Tengah, Munhamir, menyebut dana itu merupakan bentuk komitmen organisasi dalam memperkuat jaringan kerja antarunit pendidikan di bawah LP Ma’arif.
“Bantuan ini menjadi simbol kolaborasi untuk membangun sinergi nyata antar-SMK Ma’arif di seluruh Jawa Tengah,” ujarnya.

Ketua LP Ma’arif NU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani, mengapresiasi soliditas dan semangat gotong royong sekolah-sekolah di bawah naungan Ma’arif.
“Kami ingin memastikan LP Ma’arif memiliki kapasitas operasional yang kuat dan siap menghadapi era organisasi yang digdaya,” katanya.
Menurutnya, sinergi yang dibangun tidak hanya berupa dukungan material, tetapi juga penguatan program kerja yang adaptif dan inovatif agar sekolah-sekolah Ma’arif mampu bersaing di tengah perubahan zaman.

Bantuan operasional tersebut diharapkan memperkuat tata kelola MKKS SMK Ma’arif NU Jawa Tengah, meningkatkan efisiensi pelayanan, serta memperluas akses pelaksanaan uji kompetensi melalui LSP P2 Ma’arif NU Jawa Tengah.

Dengan semangat “Menuju LP Ma’arif yang Berdaya dan Mandiri”, kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mendorong transformasi kelembagaan Ma’arif NU Jawa Tengah menuju masa depan pendidikan yang unggul, profesional, dan berkarakter.

Continue Reading

Berita

Gus Rozin: Hari Santri Harus Jadi Momentum Kemajuan, Bukan Seremonial

Published

on

By

Semarang, Katakampus.com – Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin, mengingatkan bahwa Hari Santri tidak boleh berhenti sebagai seremoni tahunan. Menurutnya, peringatan 22 Oktober harus menjadi momentum refleksi sejarah dan pendorong kemajuan bagi pesantren, santri, serta umat Islam Indonesia.

Dalam arahannya di Gedung PWNU Jawa Tengah, Jalan dr Cipto Semarang, Gus Rozin—sapaan akrabnya—menegaskan bahwa sejarah bangsa pernah abai terhadap kontribusi besar santri dan pesantren dalam perjuangan kemerdekaan. Ia menyinggung Resolusi Jihad yang digelorakan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 sebagai tonggak penting lahirnya pertempuran 10 November di Surabaya.

“Tanpa Resolusi Jihad, mungkin tak akan ada 10 November yang kita kenal sebagai Hari Pahlawan,” ujar pengasuh Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati itu.

Menurutnya, narasi perjuangan santri dan kiai perlahan terhapus dari ingatan publik, bahkan dari buku pelajaran sekolah. Padahal, kata dia, seruan jihad yang disampaikan kepada Presiden Soekarno kala itu lahir dari musyawarah panjang para ulama di berbagai daerah.

“Setelah fatwa jihad keluar, santri dari Buntet, Sumolangu, hingga Parakan bergerak menuju Surabaya. Mereka membawa senjata seadanya, bambu runcing yang didoakan di pesantren-pesantren. Itu bukan kisah romantik, tapi fakta perjuangan,” ujarnya.

Bagi Gus Rozin, Resolusi Jihad menjadi bukti bahwa pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tapi juga benteng pertahanan kemerdekaan. “Kalau tidak ada Resolusi Jihad, belum tentu kemerdekaan kita bertahan. Maka, peran NU, pesantren, dan santri adalah nadi sejarah bangsa,” katanya.

Ia menolak pandangan bahwa Hari Santri milik satu golongan. Dalam proses lahirnya Resolusi Jihad, KH Mansyur dari Muhammadiyah juga ikut berperan. “Hari Santri adalah milik seluruh umat Islam Indonesia. Semangatnya lintas ormas, lintas golongan,” tegasnya.

Gus Rozin juga mengajak agar peringatan Hari Santri menjadi ruang kolaborasi antarormas Islam dan masyarakat luas. “Yang berjuang di Surabaya bukan hanya santri, tapi rakyat dari berbagai latar. Maka ini momentum persatuan,” ujarnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan agar semangat Hari Santri diwujudkan dalam langkah konkret. “Kita jangan berhenti pada upacara. Hari Santri harus punya ukuran kemajuan. Misalnya, tahun ini asramanya satu, tahun depan dua. Santri yang TOEFL-nya 400, tahun depan 500. Ada capaian nyata yang kita rayakan,” katanya.

Tahun ini, peringatan Hari Santri memasuki dekade ke-10. Gus Rozin menilai momen ini tepat untuk menengok ke belakang sekaligus menyiapkan masa depan. “Kita mensyukuri perjuangan para kiai, tapi juga harus sadar pada tugas yang belum selesai,” ujarnya.

Ia menutup pesannya dengan ajakan agar seluruh pesantren dan madrasah menanamkan kesadaran sejarah dan semangat kemajuan. “Selain 17 Agustus, kita punya momentum besar lain: 22 Oktober. Rayakan dengan semangat kebersamaan, karena ini milik kita semua, milik bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Continue Reading

Berita

Mahasiswa UPGRIS Ikut Rayakan Peluncuran Aplikasi “Tring!”: Semangat Baru Digitalisasi Layanan Gadai

Published

on

By

Semarang, Katakampus.com – PT Pegadaian resmi meluncurkan aplikasi digital terbaru bernama Tring!, sebagai wujud transformasi perusahaan dalam menghadirkan layanan gadai yang lebih mudah, cepat, dan aman bagi masyarakat. Kehadiran aplikasi ini menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat di era digital yang menginginkan proses transaksi keuangan praktis tanpa harus datang langsung ke kantor Pegadaian. Melalui Tring!, nasabah dapat dengan mudah melakukan berbagai layanan, mulai dari pengecekan status barang jaminan, pengajuan, hingga pelunasan gadai secara online.

Peluncuran aplikasi Tring! melibatkan seluruh karyawan Pegadaian Cabang Kalibanteng serta mahasiswa magang dari Program Studi Manajemen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Para mahasiswa mendapatkan kesempatan berharga untuk berpartisipasi langsung dalam kegiatan sosialisasi aplikasi baru tersebut.

Kegiatan berlangsung di Kantor Pegadaian Cabang Kalibanteng, Semarang, yang juga menjadi lokasi pelaksanaan program magang mahasiswa UPGRIS. Area kantor yang biasanya ramai melayani nasabah, kali ini tampil berbeda dengan dekorasi bernuansa hijau dan putih khas Pegadaian, menambah antusias suasana peluncuran.

Acara yang diselenggarakan pada awal Oktober 2025 ini bertepatan dengan masa pertengahan magang mahasiswa di Pegadaian. Bagi para mahasiswa, keterlibatan dalam kegiatan tersebut bukan sekadar pengalaman seremonial, tetapi juga menjadi momen pembelajaran langsung mengenai transformasi digital, strategi pelayanan berbasis aplikasi, serta bagaimana perusahaan milik negara beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat di era digital.

Karyawan Pegadaian Cabang Kalibanteng bersama mahasiswa magang UPGRIS berpose bersama usai peluncuran aplikasi digital Tring!

Peluncuran berlangsung dengan penuh antusiasme dari seluruh karyawan. Para mahasiswa magang turut berperan aktif dalam memandu nasabah yang datang untuk mendaftar dan mencoba langsung aplikasi Tring! di ponsel masing-masing. Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama antara seluruh karyawan, dan mahasiswa magang sebagai simbol kebersamaan serta semangat baru dalam mendukung transformasi digital di lingkungan Pegadaian.

Melalui peluncuran aplikasi Tring!, PT Pegadaian berharap dapat memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat, khususnya generasi muda yang akrab dengan teknologi digital. Inovasi ini menjadi langkah penting menuju terwujudnya Pegadaian Digital Ecosystem, sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi lembaga keuangan yang terpercaya, inklusif, dan modern.

Continue Reading

Trending