Connect with us

Berita

Mahasiswa KKN UNDIP Edukasi Masyarakat Desa Soko tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Published

on

Sragen, Katakampus.com – Mahasiswa Tim 1 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2025, berhasil melaksanakan program kerja “Edukasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)” di Desa Soko, Kabupaten Sragen pada 31 Januari 2024. Program yang diisiasi oleh Fahrel Fahrezi Lufini diberikan khusus kepada para pekerja (buruh) dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tergabung dalam Karang Taruna Desa Soko.

Untuk merealisasikan kegiatan ini tidaklah mudah, Fahrel Fahrezi Lufini mengalami kendala dalam penentuan jadwal dengan karang taruna. “Kami sempat kesulitan mengatur waktu karena kesibukan anggota Karang Taruna yang sebagian besar adalah pekerja dan pelajar,” ujar Fahrel.

Dengan semangat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan lingkungan melalui edukasi CSR. Mahasiswa KKN UNDIP merealisikan dengan cara metode door to door dan mendapat respons positif dari peserta. Metode ini ternyata efektif dan justru memungkinkan interaksi yang lebih personal dengan peserta.

“Banyak peserta yang baru menyadari pentingnya CSR setelah kami jelaskan. Padahal, beberapa dari mereka sudah lama bekerja di perusahaan yang sebenarnya memiliki program CSR,” ungkap Fahrel saat menceritakan pengalamannya.

Materi edukasi yang disampaikan meliputi pengertian CSR, manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan, serta bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan program CSR untuk meningkatkan kualitas hidup. Fahrel juga menghubungkan materi ini dengan SDGs nomor 12, yang menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta lapangan kerja yang layak.

Para siswa SMK pun antusias untuk mengikuti kegiatan edukasi ini. Mereka menyadari bahwa pemahaman tentang CSR dapat menjadi bekal penting saat memasuki dunia kerja nanti. “Saya jadi tahu bahwa perusahaan tidak hanya mencari keuntungan, tapi juga punya tanggung jawab sosial,” kata Adam, salah satu siswa SMK

Program Edukasi CSR yang dijalankan Fahrel dan Tim KKN UNDIP berhasil membuka wawasan masyarakat Desa Soko tentang pentingnya peran perusahaan dalam mendukung kesejahteraan sosial dan lingkungan. Meskipun sempat terkendala masalah jadwal, metode door to door yang diterapkan terbukti efektif dan mampu menjangkau peserta secara lebih personal.

Fahrel berharap program ini dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Desa Soko untuk lebih aktif memanfaatkan program CSR dari perusahaan-perusahaan di sekitar mereka. “Dengan pemahaman yang baik tentang CSR, masyarakat bisa lebih mandiri dan sejahtera, sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan,” tutupnya.

 

Penulis: Fahrel Fahrezi Lufini

Editor: M. Azis

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Harlah PMII UPGRIS ke-24 & Sarasehan Lintas Angkatan: Kader Tumbuh, Jejaring Tersambung

Published

on

By

Semarang, Katakampus.com — Perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-24 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) berlangsung meriah di Hotel Muria Semarang, Ahad (6/7/2025). Mengusung tema “Kader Tumbuh, Jejaring Tersambung”, acara ini sekaligus menjadi momentum penting bagi seluruh elemen PMII UPGRIS untuk mempererat sinergi dan memperkuat jaringan antar angkatan. Dalam kesempatan tersebut, berlangsung pula pemilihan Ketua Ikatan Alumni (IKA) PMII UPGRIS yang baru. Sahabat M. Zuhri, M.Pd terpilih secara aklamasi sebagai ketua IKA periode 2025-2030. Terpilihnya Sahabat Zuhri diharapkan mampu membawa IKA PMII UPGRIS ke arah yang lebih progresif dan inovatif dalam mendukung perkembangan organisasi dan kader.

 

Kehadiran Pendiri dan Senior PMII UPGRIS

Acara ini juga dimeriahkan dengan kehadiran Sahabat Rahmat, pendiri PMII UPGRIS, serta beberapa senior dari angkatan 2001 hingga 2020. Kehadiran mereka memberikan warna tersendiri dan menjadi inspirasi bagi kader muda yang hadir. Sahabat Rahmat menyampaikan pesan penting agar seluruh elemen PMII UPGRIS selalu bersinergi dan bergerak bersama memajukan organisasi.

 

Sarasehan Lintas Angkatan: Membangun Sinergi dan Roadmap Organisasi

Di penghujung acara, digelar sarasehan lintas angkatan yang membahas berbagai isu strategis, termasuk rencana pemekaran rayon baru dan roadmap pengembangan PMII UPGRIS ke depan. Forum ini menjadi wadah diskusi yang produktif untuk menyatukan visi dan misi seluruh pengurus komisariat, pengurus rayon, dan alumni. Sahabat Rahmat menegaskan bahwa PMII UPGRIS, dengan usia 24 tahun, adalah wadah kader yang sangat strategis untuk mengembangkan kemampuan di luar lingkungan kampus. Ia juga berkomitmen membentuk ruang mentoring kader yang akan membimbing minat dan bakat kader sesuai bidangnya, seperti politik, pendidikan, kewirausahaan, dan keilmuan teknik. Mentoring ini akan dipandu oleh senior yang telah berkompetisi di berbagai sektor profesional.

Perayaan Harlah ke-24 PMII UPGRIS bukan sekadar peringatan, melainkan momentum penguatan jaringan kader dan alumni yang solid. Dengan kepengurusan IKA yang baru dan komitmen membangun ruang pengembangan kader, PMII UPGRIS siap melangkah lebih maju sebagai organisasi yang produktif dan berdaya saing. Acara ditutup dengan motto PMII UPGRIS, terus tumbuh dan terhubung, mencetak kader-kader unggul yang siap berkontribusi bagi bangsa dan negara!

 

Penulis: Sheila Ardi

Continue Reading

Berita

Kenalkan NU ala Anak Muda, Gus Rozin: Harus “Ngenomi”!

Published

on

By

Semarang, Katakampus.com – Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin), menekankan pentingnya pendekatan baru dalam mengenalkan Nahdlatul Ulama (NU) kepada generasi muda. Menurutnya, pengenalan NU, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, dan organisasi pelajar IPNU-IPPNU harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih segar dan relevan dengan gaya hidup pelajar saat ini.

Hal tersebut disampaikan Gus Rozin dalam kegiatan Sosialisasi Majalah Ma’arif NU Jateng yang digelar secara daring oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah bekerja sama dengan PW IPNU-IPPNU Jawa Tengah pada Rabu (18/6/2025).

Dalam paparannya, Gus Rozin menyampaikan kekhawatiran atas menurunnya semangat ke-NU-an di kalangan pelajar dan santri. Ia menilai bahwa salah satu penyebabnya adalah karena para pendidik dan penggerak NU belum mengadaptasi metode yang sesuai dengan karakter generasi muda.

“Kita sekarang menghadapi masa yang menantang. Cara lama dalam mengenalkan NU tidak lagi efektif. Harus ada cara yang lebih dekat, yang ngenomi, yaitu yang sesuai dengan gaya komunikasi dan bahasa anak muda saat ini,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pendekatan satu arah dan kering tidak akan menarik bagi generasi yang terbiasa berinteraksi dengan teknologi dan media digital. Sebaliknya, ia mendorong agar penyampaian nilai-nilai NU dikemas dalam konten yang menyenangkan dan edukatif. “Jangan kaku. Jangan kering. Kita butuh konten yang menyentuh, menyenangkan, dan sesuai usia mereka,” tegasnya.

Gus Rozin juga menekankan pentingnya kesinambungan program-program penguatan NU. Ia berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti hanya karena pergantian pengurus. “Program seperti ini tidak boleh musiman. Kita harus berpikir soal keberlangsungan NU dan Aswaja ke depan,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua LP Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah, Dr. Hidayatun, menjelaskan bahwa Majalah Ma’arif NU Jateng hadir sebagai media pendukung pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA). Menurutnya, majalah tersebut dirancang untuk memperkuat visi pendidikan Aswaja sejak awal peserta didik memasuki sekolah atau madrasah.

“Sekolah-sekolah di luar Ma’arif sering kesulitan menyusun materi pengenalan. Majalah ini hadir untuk menjawab tantangan itu dengan konten yang sistematis, efisien, dan bernuansa Aswaja,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa pembelajaran Aswaja sejak dini sangat penting sebagai fondasi karakter pelajar.

Pemimpin Redaksi Majalah Ma’arif NU, Dr. Hamidulloh Ibda, dalam sesi penyampaian materi menegaskan bahwa majalah tersebut merupakan bentuk nyata komitmen terhadap penguatan NU dan gerakan pelajar IPNU-IPPNU. “Majalah Ma’arif NU bukan hanya media, tapi juga identitas. Di dalamnya juga tersedia buku pedoman pembentukan Komisariat IPNU-IPPNU, sehingga setiap sekolah bisa langsung membentuk struktur organisasinya,” ungkapnya.

Ibda juga menyampaikan bahwa majalah tersebut disiapkan sebagai solusi dari ketiadaan modul atau materi ajar dalam kegiatan MPLS dan MATSAMA. Ia berharap konten majalah yang padat, terjangkau, dan edukatif bisa menjadi investasi pendidikan yang berkelanjutan.

Ketua PW IPPNU Jawa Tengah, Rekanita Dwi Sangita, turut memperkuat pentingnya pembentukan Komisariat IPNU-IPPNU di sekolah dan madrasah. Ia menyebut bahwa organisasi pelajar NU tersebut sangat vital dalam membentuk karakter kepemimpinan, penguatan ideologi Aswaja, serta menghadapi tantangan zaman digital.

“Komisariat adalah tempat pelajar bertumbuh, belajar organisasi, dan memperkuat jati diri keislaman dan kebangsaan mereka. Inilah tempat mereka berproses menjadi pemimpin masa depan,” kata Dwi Sangita.

Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang diikuti lebih dari 160 peserta dari berbagai daerah. Tiga video profil Komisariat IPNU-IPPNU unggulan turut diputarkan sebagai inspirasi dan role model bagi sekolah lain. Video tersebut menampilkan praktik baik pengkaderan dan aktivitas pelajar NU di berbagai madrasah.

“Ketiga video ini kami harapkan bisa menjadi contoh yang bisa direplikasi oleh sekolah dan madrasah lain,” pungkas Dwi Sangita. (*)

Continue Reading

Berita

PWNU Jateng Buka Beasiswa Batch 2: Tingkatkan Kapasitas Guru dan Santri NU Kuasai Bahasa Inggris

Published

on

By

Semarang, Katakampus.com – Penguasaan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional semakin penting untuk dikuasai, terutama bagi para ustaz dan guru Nahdlatul Ulama (NU). Kemampuan ini tidak hanya mendukung peningkatan daya saing individu di tingkat global, tetapi juga membuka peluang yang lebih luas untuk bekerja di perusahaan internasional maupun melanjutkan studi ke luar negeri. Oleh karena itu, para pendidik di lingkungan NU didorong untuk membuka diri dan serius dalam mempelajari serta menguasai Bahasa Inggris.

Menanggapi kebutuhan tersebut, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah kembali membuka Program Beasiswa Batch 2 bertajuk “Capacity Building for NU Educators” yang akan diselenggarakan di Pare, Kediri. Program ini merupakan hasil kerja sama antara PWNU Jawa Tengah dengan Yayasan NASIMA Semarang, serta melibatkan dua lembaga penting di lingkungan NU, yaitu Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dan RMI NU Jawa Tengah sebagai pelaksana kegiatan di lapangan.

Ketua PWNU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghafarrozin, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Yayasan NASIMA Semarang yang kembali memberikan kepercayaan dan dukungan atas penyelenggaraan program ini. Ia menjelaskan bahwa program Batch 2 ini akan dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Agustus 2025, dan menjadi bagian dari komitmen PWNU Jawa Tengah dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan pesantren dan sekolah-sekolah Ma’arif agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta tetap relevan di era modern.

Lebih lanjut, Gus Rozin—sapaan akrab KH. Abdul Ghafarrozin—mengimbau kepada para guru dan santri di bawah naungan LP Ma’arif dan RMI NU Jawa Tengah agar dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Target pada batch kali ini adalah menjaring sebanyak 40 peserta yang akan mendapatkan pelatihan intensif di kampung Bahasa Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani, menjelaskan bahwa pada program Batch 2 ini terdapat penyesuaian skema seleksi dibandingkan dengan sebelumnya. Salah satu perbedaan utama adalah diterapkannya tes screening TOEF (Test of English Fluency), yang wajib diikuti oleh seluruh calon peserta. Tes ini dilaksanakan secara daring pada tanggal 16 Juni 2025 oleh lembaga pelatihan bahasa ACCESS yang berbasis di Pare, Kediri.

Fakhruddin menjelaskan bahwa peserta dapat langsung mengetahui skor TOEF mereka masing-masing setelah mengikuti tes tersebut. Selanjutnya, hanya peserta yang memperoleh skor minimal 450 yang akan diundang untuk mengikuti tahapan seleksi lanjutan. Dengan sistem ini, panitia berharap bisa lebih objektif dalam memilih peserta yang siap dan memiliki dasar kemampuan Bahasa Inggris yang memadai untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut.

Menurut informasi dari panitia, jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti screening TOEF ini mencapai 332 orang, terdiri dari guru dan ustaz dari berbagai pesantren dan sekolah di bawah naungan NU. Antusiasme yang tinggi ini menunjukkan besarnya semangat para pendidik NU dalam meningkatkan kapasitas diri, terutama di bidang penguasaan Bahasa Inggris.

Adapun jadwal pelaksanaan program telah ditetapkan, dimulai dari masa pendaftaran peserta yang berlangsung pada 16–23 Juni 2025. Selanjutnya akan dilakukan seleksi wawancara pada tanggal 25 Juni 2025. Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 26 Juni 2025, dan peserta yang lolos akan diberangkatkan ke Pare pada tanggal 6 Juli 2025.

Program pelatihan Bahasa Inggris ini akan berlangsung selama lebih dari satu bulan, yaitu dari tanggal 6 Juli hingga 16 Agustus 2025. Selama masa pelatihan, para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan intensif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam Bahasa Inggris, baik secara lisan maupun tulisan, serta memperkuat mental dan kepercayaan diri mereka sebagai pendidik di level global.

PWNU Jawa Tengah berharap melalui program ini akan lahir para pendidik NU yang tidak hanya unggul dalam aspek keagamaan dan keilmuan, tetapi juga mampu menjawab tantangan global dengan kompetensi bahasa asing yang memadai. Dengan demikian, pesantren dan sekolah-sekolah di bawah NU dapat menjadi pusat pendidikan yang unggul, adaptif, dan berdaya saing tinggi di era globalisasi.

Continue Reading

Trending