Connect with us

Berita

Pengurus Ma’arif Jateng: AI Hanya Asisten dalam Menulis Proposal Riset

Published

on

Semarang – Griya Riset Indonesia (GRI) menggelar Akademi Kepenulisan bertajuk “Penyusunan Proposal Skripsi” dimulai Sabtu (14/2/2025) melalui Zoom Meeting dengan narasumber Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd.

Direktur GRI Afifatun Ni’mah menyampaikan dalam sambutannya, bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda akademik penulisan riset yang diadakan ketiga kalinya. “Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman peserta dan berharap semoga agenda ini menjadi sarana bagi teman-teman untuk lebih mudah dalam mengerjakan skripsi maupun tesis dengan dibantu materi yang dibawakan oleh pemateri” ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Hamidulloh Ibda yang juga Koordinator Bidang Pengembangan Literasi, Numerasi, dan Pendidikan Inklusi Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah menyampaikan materi bertajuk “Memaksimalkan AIFoR Skripsi, Tesis, dan Disertasi.” Sebelum mengkaji AI, perlu disamakan persepsi bahwa riset dengan penelitian itu berbeda sejak adanya BRIN.

“Menurut Pasal 1 Peraturan BRIN RI No. 22 Tahun 2022 tentang Klirens Etik Riset, riset adalah aktivitas penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jadi jelas, bahwa penelitian adalah bagian dari riset, karena penelitian itu hanya bagian dari aktivitas Litbangjirap,” tegas Ibda dalam kegiatan yang dimoderatori Khoirul Anwar tersebut.

Selain ratusan peserta, hadir juga dalam kesempatan itu Ketua Griya Riset Indonesia (GRI) Amrizarois Ismail, Founder Griya Riset Indonesia (GRI) Ma’as Shobirin, dan panitia pelaksana.

Menurut Ibda yang juga Reviewer 31 Jurnal Internasional terindeks Scopus, Editor Froentiers in Education terindeks Scopus Q1 yang juga Wakil Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung tersebut, banyak konsep tentang metode riset. “Saya merangkum, metode riset itu adalah cara meneliti untuk mendapatkan temuan baru, dan menjawab rumusan masalah / pertanyaan riset,” tegas dia.

“AI itu sangat melimpah. Tidak semua kita gunakan. Jika ada Artificial Intelligence in Education (AIEd), maka saya membuat rumusan sendiri bernama Artificial Intelligence for Research atau disingkat AIFoR,” tegas.

Ibda menyampaikan ragam contoh format umum penulisan proposal skripsi, tesis, dan disertasi. “Banyak AIFoR dan tools yang bisa dipilih untuk penulisan proposal skripsi, tesis, atau disertasi,” kata Wisudawan Terbaik Prodi S3 Pendidikan Dasar FIPP UNY tahun 2024 tersebut.

Ragam AIFoR tersebut, Ibda membagi ke dalam sejumlah aspek. Pertama, AIFoR untuk penentuan tren riset proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Kedua, AIFoR untuk penyusunan judul proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Ketiga, AIFoR untuk penyusunan abstrak proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Keempat, AIFoR untuk penyusunan pendahuluan proposal skripsi, tesis, dan disertasi.

Kelima, AIFoR untuk penyusunan kajian pustaka/kajian teori proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Keenam, AIFoR untuk penyusunan metode riset proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Ketujuh, AIFoR dan tools untuk penyusunan proposal skripsi, tesis, dan disertasi.

Pihaknya mengatakan, untuk menentukan tren riset dalam proposal skripsi, tesis, dan disertasi, perlu dilakukan sejumlah hal. “Pertama, sesuaikan dengan tren riset global. Kedua, sesuaikan dengan paradigma keilmuan atau body of knowledge (BOK) Prodi, Jurusan, atau Departemen. Ketiga, sesuaikan dengan profil lulusan. Keempat, sesuaikan dengan roadmap riset LP2M atau perguruan tinggi. Kelima, sesuikan dengan 8 Misi Asta Cita (Menuju Indonesia Emas 2045). Keenam, sesuaikan dengan Sustainable Development Goals (SDGs),” kata dia.

Sementara tools rekomendasi untuk penentuan tren riset bisa menggunakan openknowledgemaps.org, scholar.google.com, sciencedirect.com, tandfonline.com, elsevier.com, bisa juga lewat Publish or Perish, atau VOSviewer.

AIFoR Rekomendasi untuk Penyusunan Proposal
Menurut Ibda, berdasarkan praktik baik yang dilakukannya, terdapat beberapa AIFoR atau tools untuk menyusun judul skripsi, tesis, maupun disertasi, yaitu ChatGPT, Gemini, Connected Paper, Humata Ai, Scite.ai, Perplexity, Researchrabbit.ai, SOM AI, Hivespell.com, Aruna AI, Scispace.com, Elicit.com, Koleksiskripsi.com, ratu.ai/judul-skripsi, skripsy.com/cari-judul, popai.pro, dan lainnya.

Sementara macam-macam AIFoR untuk Abstrak yaitu ChatGPT, Deepseek, Gemini AI, nelsenso.net/en/abstract-online.aspx, writefull.com, classgist.com/abstract-generator.aspx, ahelp.com/abstract-generator, writingmate.ai/free-tools/ai-abstract-generator, summarizer.org/abstract-generator, dan lainnya.

“Dalam menyusun abstrak dengan AI, pertama prompt harus rinci dan jelas. Kedua, gunakan batasan jumlah kata. Ketiga, minta abstrak dalam beberapa versi, bisa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Keempat, gunakan bahasa yang beragam dalam menggunakan AI,” lanjut Ibda.

Pendahuluan, kata Ibda, isinya kan beragam. “Maka dari latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesis, bisa menggunakan beragam AI,” beber dia.

Ibda merekomendasikan sejumlah AI untuk menyusun pendahuluan proposal skripsi, tesis, dan disertasi meliputi ChatGPT, Deepseek.com, Gemini AI, Perplexity.ai, blackbox.ai/chat/ckTg3aY aiktp.com/id/introduction-generator, Typeset.io Elicit.com, Researchrabbit.ai, Iask.ai, You.com, Copilot.microsoft.com, Claude.ai/new, dan lainnya.

Sedangkan AI dan tools untuk membantu menyusun kajian teori / kajian pustaka dan metode riset yaitu ChatGPT, Deepseek.com, Gemini AI, Perplexity.ai, Openknowledgemaps.org, Google Scholar, Sciencedirect.com, Tandfonline.com, Elsevier.com, Publish or Perish, dan lainnya.

Sedangkan penyusunan referensi, bisa menggunakan aplikasi atau tools manajemen referensi minimal menggunakan Mendeley atau Zotero. “Pahami gaya selingkung, gunakan tools, kualitas referensi, dan redaksional,” kata dia.

Kelemahan dan Kesalahan Menulis Proposal Skripsi, Tesis, Dan Disertasi
Ibda menjelaskan pula, bahwa biasanya mahasiswa melakukan kelemahan dan kesalahan dalam menulis proposal skripsi, tesis, dan disertasi.

Pertama, malas. Intinya malas apapun. Malas menulis, malas baca, malas tanya, malas diskusi, malas ikut pelatihan, malas cari referensi, malas mikir, malas bimbingan.

Kedua, memelihara malas. Malas terjadi karena faktor personal, lingkungan, tidak ada motivator, dan target hidup (lulus) yang jelas.

Ketiga, tak mau baca pedoman. Pedoman penulisan STD adalah kitab suci menulis proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Maka ikuti dan taati alur dan semua regulasi di sana.

Keempat, revisi lama. Setelah bimbingan, ujian / sempro, telalu lama revisi karena lagi-lagi malas dan tidak ada target, sehingga menjadi kendala untuk segera riset.

Kelima, PDFF, SS, dan TR. Proposal ditulis dengan cara Plagiasi, Duplikasi, Fabrikasi, Falsifikasi, Self Sitasi berlebihan, pakai AI Tanpa Referensi. Keenam, konflik dengan pembimbing. Hindari konflik dengan pembimbing / promotor / supervisor, karena pasti akan menghambat proposal jadi.

Strategi Menulis Proposal STD dengan AIFoR
Di akhir sesi, Ibda menjelaskan enam strategi menulis proposal skripsi, tesis, dan disertasi dengan AIFoR. Pertama, utamakan kebaruan. Kebaruan yang dimaksud adalah dari sisi materi, metodologi, kebutuhan publikasi jurnal, tren riset, dan implikasi (kegunaan).

Kedua, pilih AIFoR yang tepat. Tiap tahapan, membutuhkan AI berbeda. Maka pilihlah AI for Research sesuai kebutuhkan.

Ketiga, AIFoR hanya alat (tools). AIFoR hanya tools, alat, asisten, bukan tools yang bisa mengerjakan semua.

Keempat, AIFoR hanya untuk drafting. AI itu hanya untuk membantu, membuat draft, bukan finalisasi proposal riset STD.

Kelima, hindari dosa akademik. Jangan lakukan Plagiasi, Duplikasi, Fabrikasi, Falsifikasi, Self Sitation berlebihan, dan produk AI pastikan harus memiliki referensi.

Keenam, istikamah melakukan BR-BR-BRE. Lakukan Baca Review, Baca Review, Baca Review Endanpkan, dan konsultasi ke ahli (pembimbing/promotor).

Di akhir sesi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab seputar masalah, kendala, dan solusi dalam menyusun proposal skripsi, tesis, dan disertasi dengan AIFoR. Sedangkan sesi kedua, pada Minggu (16/2/2025), diisi Ketua Griya Riset Indonesia (GRI), Penulis Muda Produktif AKHKI Awards 2024, Dosen Prodi Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan UNIKA Soegijapranata Semarang Amrizarois Ismail, S.Pd., M.Ling.. (*)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Gunakan Kecerdasan Buatan untuk Meluruskan Hoaks, Bukan Memperkuatnya

Published

on

By

Temanggung, Katakampus.com — Kecerdasan buatan (AI) seharusnya dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi positif dan meluruskan informasi keliru yang beredar di masyarakat, terutama di media sosial. Pesan itu disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, H. Wibowo Prasetyo, dalam kegiatan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Berbantuan Kecerdasan Artifisial yang digelar oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang di Hotel Indraloka, Temanggung, Sabtu (11/10/2025).

Menurut Wibowo, dosen dan mahasiswa memiliki peran penting dalam memastikan teknologi AI digunakan untuk kepentingan yang edukatif dan konstruktif. “Dosen dan mahasiswa harus menjadikan AI untuk mengedukasi masyarakat, meluruskan hoaks, dan menyebarkan informasi positif. Selain untuk kepentingan akademik dan riset, AI juga bisa digunakan untuk membangun kesadaran publik,” ujarnya.

Ia mencontohkan, beberapa waktu terakhir beredar berbagai konten digital hasil rekayasa AI, termasuk video deepfake yang disebarkan secara luas dan memicu keresahan di masyarakat. Karena itu, katanya, peran kalangan akademisi dibutuhkan untuk menyisir informasi yang salah dan membantu menjaga stabilitas sosial. “Banyaknya informasi keliru di media sosial perlu diluruskan. Ini tanggung jawab kita bersama agar Indonesia tetap aman,” kata Wibowo.

Dalam kegiatan yang sama, Wakil Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., memaparkan strategi penulisan karya ilmiah dengan bantuan teknologi AI melalui pendekatan AI for Research (AIfoR). Ia menekankan pentingnya menempatkan AI sebagai mitra berpikir dalam proses penelitian, bukan sebagai pengganti peran peneliti manusia.

“AI harus diposisikan sebagai mitra intelektual. Peneliti tetap menjadi pengendali utama agar karya ilmiah tetap beretika, orisinal, dan bernilai akademik,” ujar Ibda. Ia menjelaskan, kecerdasan buatan dapat membantu peneliti dalam berbagai tahap, mulai dari menentukan tren riset, menulis judul dan abstrak, hingga menganalisis data serta menyusun simpulan.

Pelatihan yang berlangsung hingga tengah hari itu diikuti oleh 195 peserta yang terdiri atas dosen, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Kegiatan ini juga melibatkan unsur pimpinan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang sebagai panitia penyelenggara.

Continue Reading

Berita

Belajar Menulis dengan AI di Temanggung: Peneliti Tetap Jadi Pengendali

Published

on

By

Temanggung, Katakampus.com – Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang menggelar Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Berbantuan Kecerdasan Artifisial di Hotel Indraloka, Temanggung, Sabtu (11/10/2025). Sejak pagi, sekitar 195 peserta yang terdiri atas dosen, peneliti, dan mahasiswa memenuhi ruang pelatihan yang berlangsung hingga tengah hari. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., Wakil Rektor I Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung, dan H. Wibowo Prasetyo, anggota DPR RI.

Dalam paparannya yang bertema “Tips dan Trik Penulisan Karya Tulis Ilmiah berbantuan Kecerdasan Artifisial”, Dr. Ibda menekankan bahwa teknologi kecerdasan buatan seharusnya dipandang bukan sebagai pengganti manusia, melainkan sebagai mitra intelektual dalam proses berpikir ilmiah. Ia menjelaskan, AI dapat membantu peneliti di berbagai tahap, mulai dari menentukan tren riset, menulis judul dan abstrak, hingga menganalisis data dan menyusun kesimpulan. “AI harus diposisikan sebagai asisten berpikir. Penelitilah yang tetap menjadi pengendali agar karya ilmiah tetap beretika, orisinal, dan bernilai akademik,” ujar Ibda.

Ia juga menekankan pentingnya memilih alat yang tepat untuk mendukung riset berbasis AI. Beberapa platform yang direkomendasikannya antara lain ChatGPT, Scite.ai, Perplexity, Elicit, dan ResearchRabbit. Menurutnya, penggunaan AI dalam penelitian harus berpedoman pada tujuh prinsip utama: memilih alat sesuai tahap riset, memastikan basis data yang kredibel, mengintegrasikannya dengan tools akademik seperti Mendeley dan Zotero, menjaga keamanan data pribadi, menempatkan AI sebagai pendamping berpikir, melakukan verifikasi hasil dengan ahli, serta tetap melakukan revisi dan penilaian manual sebelum publikasi. “AI itu hanya alat bantu. Yang cerdas itu penelitinya, bukan alatnya,” tegasnya.

Sementara itu, H. Wibowo Prasetyo dalam sesi berikutnya menyoroti pentingnya menjaga integritas akademik di tengah maraknya penggunaan AI dalam dunia penelitian dan publikasi ilmiah. Ia menilai, di era yang dipenuhi informasi palsu dan manipulasi digital seperti deepfake, etika penulisan menjadi semakin penting. “Integritas akademik adalah fondasi. Teknologi boleh membantu, tapi moral harus tetap memimpin,” ujarnya.

Dekan FITK UIN Walisongo, Prof. Dr. Fatah Syukur, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para narasumber yang telah berkontribusi dalam pengembangan literasi akademik digital di kalangan sivitas akademika. Menurutnya, pelatihan ini merupakan langkah konkret dalam mendukung transformasi digital di lingkungan pendidikan tinggi Islam. “Literasi akademik digital menjadi kunci agar perguruan tinggi Islam tak tertinggal dalam revolusi teknologi,” katanya.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul tujuh pagi hingga siang itu diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif. Para peserta berdiskusi tentang cara memanfaatkan AI secara etis dan efektif dalam penulisan ilmiah. Dari forum ini, tersirat optimisme bahwa pemanfaatan kecerdasan artifisial dapat memperkaya dunia riset tanpa mengikis nilai-nilai keilmuan. Penyelenggara berharap, pelatihan ini mampu melahirkan generasi peneliti yang melek teknologi, berintegritas, dan mampu menghasilkan karya ilmiah berkualitas tinggi—relevan dengan perkembangan zaman namun tetap berpijak pada etika dan tanggung jawab akademik.

Continue Reading

Berita

Mahasiswa Magang UPGRIS Ikuti Rangkaian Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah di DPRD

Published

on

By

Semarang, Katakampus.com  –  Sejumlah mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang tengah melaksanakan program magang di DPRD Provinsi Jawa Tengah turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah yang digelar pada tanggal 20–21 Agustus 2025 di lingkungan Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, Semarang.

Kegiatan peringatan yang berlangsung selama dua hari tersebut diisi dengan berbagai acara, mulai dari pameran UMKM, pertunjukan seni budaya daerah, hingga pelayanan publik bagi masyarakat. Para mahasiswa magang aktif berperan dalam membantu kelancaran kegiatan, seperti mendukung persiapan acara, mendampingi tamu undangan, serta melakukan dokumentasi kegiatan yang dilaksanakan oleh DPRD bersama mitra pemerintah daerah.

Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah cek kesehatan gratis yang disediakan bagi pengunjung di area stand UMKM. Para mahasiswa magang juga ikut serta dalam layanan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan diri dan masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dalam melihat sinergi antara pemerintah daerah, pelaku UMKM, dan masyarakat dalam peringatan hari jadi provinsi.

Mahasiswa magang Universitas PGRI Semarang ikut ambil bagian dalam layanan kesehatan gratis pada peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jateng.

Perwakilan mahasiswa menyampaikan rasa syukur dapat menjadi bagian dari kegiatan besar tersebut. “Kami senang bisa ikut berpartisipasi dalam peringatan Hari Jadi ke-80 Jawa Tengah. Selain menambah pengalaman di lingkungan pemerintahan, kami juga belajar tentang pentingnya peran DPRD dalam mendorong partisipasi publik dan pemberdayaan masyarakat,” ungkap salah satu mahasiswa magang.

Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah mengapresiasi kehadiran dan kontribusi para mahasiswa magang Universitas PGRI Semarang. Keterlibatan mereka dinilai membantu kelancaran kegiatan sekaligus menjadi sarana pembelajaran praktis bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat peran dan fungsi DPRD dalam pembangunan daerah.

Continue Reading

Trending