Berita
PWNU Jateng Buka Beasiswa Batch 2: Tingkatkan Kapasitas Guru dan Santri NU Kuasai Bahasa Inggris
Semarang, Katakampus.com – Penguasaan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi internasional semakin penting untuk dikuasai, terutama bagi para ustaz dan guru Nahdlatul Ulama (NU). Kemampuan ini tidak hanya mendukung peningkatan daya saing individu di tingkat global, tetapi juga membuka peluang yang lebih luas untuk bekerja di perusahaan internasional maupun melanjutkan studi ke luar negeri. Oleh karena itu, para pendidik di lingkungan NU didorong untuk membuka diri dan serius dalam mempelajari serta menguasai Bahasa Inggris.
Menanggapi kebutuhan tersebut, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah kembali membuka Program Beasiswa Batch 2 bertajuk “Capacity Building for NU Educators” yang akan diselenggarakan di Pare, Kediri. Program ini merupakan hasil kerja sama antara PWNU Jawa Tengah dengan Yayasan NASIMA Semarang, serta melibatkan dua lembaga penting di lingkungan NU, yaitu Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dan RMI NU Jawa Tengah sebagai pelaksana kegiatan di lapangan.
Ketua PWNU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghafarrozin, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Yayasan NASIMA Semarang yang kembali memberikan kepercayaan dan dukungan atas penyelenggaraan program ini. Ia menjelaskan bahwa program Batch 2 ini akan dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Agustus 2025, dan menjadi bagian dari komitmen PWNU Jawa Tengah dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan pesantren dan sekolah-sekolah Ma’arif agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta tetap relevan di era modern.
Lebih lanjut, Gus Rozin—sapaan akrab KH. Abdul Ghafarrozin—mengimbau kepada para guru dan santri di bawah naungan LP Ma’arif dan RMI NU Jawa Tengah agar dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Target pada batch kali ini adalah menjaring sebanyak 40 peserta yang akan mendapatkan pelatihan intensif di kampung Bahasa Inggris, Pare, Kediri, Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani, menjelaskan bahwa pada program Batch 2 ini terdapat penyesuaian skema seleksi dibandingkan dengan sebelumnya. Salah satu perbedaan utama adalah diterapkannya tes screening TOEF (Test of English Fluency), yang wajib diikuti oleh seluruh calon peserta. Tes ini dilaksanakan secara daring pada tanggal 16 Juni 2025 oleh lembaga pelatihan bahasa ACCESS yang berbasis di Pare, Kediri.
Fakhruddin menjelaskan bahwa peserta dapat langsung mengetahui skor TOEF mereka masing-masing setelah mengikuti tes tersebut. Selanjutnya, hanya peserta yang memperoleh skor minimal 450 yang akan diundang untuk mengikuti tahapan seleksi lanjutan. Dengan sistem ini, panitia berharap bisa lebih objektif dalam memilih peserta yang siap dan memiliki dasar kemampuan Bahasa Inggris yang memadai untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut.
Menurut informasi dari panitia, jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti screening TOEF ini mencapai 332 orang, terdiri dari guru dan ustaz dari berbagai pesantren dan sekolah di bawah naungan NU. Antusiasme yang tinggi ini menunjukkan besarnya semangat para pendidik NU dalam meningkatkan kapasitas diri, terutama di bidang penguasaan Bahasa Inggris.
Adapun jadwal pelaksanaan program telah ditetapkan, dimulai dari masa pendaftaran peserta yang berlangsung pada 16–23 Juni 2025. Selanjutnya akan dilakukan seleksi wawancara pada tanggal 25 Juni 2025. Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 26 Juni 2025, dan peserta yang lolos akan diberangkatkan ke Pare pada tanggal 6 Juli 2025.
Program pelatihan Bahasa Inggris ini akan berlangsung selama lebih dari satu bulan, yaitu dari tanggal 6 Juli hingga 16 Agustus 2025. Selama masa pelatihan, para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan intensif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dalam Bahasa Inggris, baik secara lisan maupun tulisan, serta memperkuat mental dan kepercayaan diri mereka sebagai pendidik di level global.
PWNU Jawa Tengah berharap melalui program ini akan lahir para pendidik NU yang tidak hanya unggul dalam aspek keagamaan dan keilmuan, tetapi juga mampu menjawab tantangan global dengan kompetensi bahasa asing yang memadai. Dengan demikian, pesantren dan sekolah-sekolah di bawah NU dapat menjadi pusat pendidikan yang unggul, adaptif, dan berdaya saing tinggi di era globalisasi.
Berita
LP Ma’arif NU Jateng dan MKKS SMK Perkuat Sinergi, Salurkan Dana Operasional Rp148 Juta
Purworejo, Katakampus.com – Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah bersama Musyawarah Kepala Sekolah (MKKS) SMK Ma’arif NU Jawa Tengah menggelar rapat koordinasi di SMK NU 1 Bener, Purworejo, pada Rabu, 30 Oktober 2025.
Selain membahas penguatan sinergi kelembagaan, acara tersebut juga menjadi ajang penyerahan bantuan dana operasional senilai Rp148,175 juta kepada MKKS SMK Ma’arif NU Jawa Tengah.
Ketua MKKS SMK Ma’arif NU Jawa Tengah, Munhamir, menyebut dana itu merupakan bentuk komitmen organisasi dalam memperkuat jaringan kerja antarunit pendidikan di bawah LP Ma’arif.
“Bantuan ini menjadi simbol kolaborasi untuk membangun sinergi nyata antar-SMK Ma’arif di seluruh Jawa Tengah,” ujarnya.
Ketua LP Ma’arif NU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani, mengapresiasi soliditas dan semangat gotong royong sekolah-sekolah di bawah naungan Ma’arif.
“Kami ingin memastikan LP Ma’arif memiliki kapasitas operasional yang kuat dan siap menghadapi era organisasi yang digdaya,” katanya.
Menurutnya, sinergi yang dibangun tidak hanya berupa dukungan material, tetapi juga penguatan program kerja yang adaptif dan inovatif agar sekolah-sekolah Ma’arif mampu bersaing di tengah perubahan zaman.
Bantuan operasional tersebut diharapkan memperkuat tata kelola MKKS SMK Ma’arif NU Jawa Tengah, meningkatkan efisiensi pelayanan, serta memperluas akses pelaksanaan uji kompetensi melalui LSP P2 Ma’arif NU Jawa Tengah.
Dengan semangat “Menuju LP Ma’arif yang Berdaya dan Mandiri”, kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mendorong transformasi kelembagaan Ma’arif NU Jawa Tengah menuju masa depan pendidikan yang unggul, profesional, dan berkarakter.
Berita
Gus Rozin: Hari Santri Harus Jadi Momentum Kemajuan, Bukan Seremonial
Semarang, Katakampus.com – Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin, mengingatkan bahwa Hari Santri tidak boleh berhenti sebagai seremoni tahunan. Menurutnya, peringatan 22 Oktober harus menjadi momentum refleksi sejarah dan pendorong kemajuan bagi pesantren, santri, serta umat Islam Indonesia.
Dalam arahannya di Gedung PWNU Jawa Tengah, Jalan dr Cipto Semarang, Gus Rozin—sapaan akrabnya—menegaskan bahwa sejarah bangsa pernah abai terhadap kontribusi besar santri dan pesantren dalam perjuangan kemerdekaan. Ia menyinggung Resolusi Jihad yang digelorakan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 sebagai tonggak penting lahirnya pertempuran 10 November di Surabaya.
“Tanpa Resolusi Jihad, mungkin tak akan ada 10 November yang kita kenal sebagai Hari Pahlawan,” ujar pengasuh Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati itu.
Menurutnya, narasi perjuangan santri dan kiai perlahan terhapus dari ingatan publik, bahkan dari buku pelajaran sekolah. Padahal, kata dia, seruan jihad yang disampaikan kepada Presiden Soekarno kala itu lahir dari musyawarah panjang para ulama di berbagai daerah.
“Setelah fatwa jihad keluar, santri dari Buntet, Sumolangu, hingga Parakan bergerak menuju Surabaya. Mereka membawa senjata seadanya, bambu runcing yang didoakan di pesantren-pesantren. Itu bukan kisah romantik, tapi fakta perjuangan,” ujarnya.
Bagi Gus Rozin, Resolusi Jihad menjadi bukti bahwa pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tapi juga benteng pertahanan kemerdekaan. “Kalau tidak ada Resolusi Jihad, belum tentu kemerdekaan kita bertahan. Maka, peran NU, pesantren, dan santri adalah nadi sejarah bangsa,” katanya.
Ia menolak pandangan bahwa Hari Santri milik satu golongan. Dalam proses lahirnya Resolusi Jihad, KH Mansyur dari Muhammadiyah juga ikut berperan. “Hari Santri adalah milik seluruh umat Islam Indonesia. Semangatnya lintas ormas, lintas golongan,” tegasnya.
Gus Rozin juga mengajak agar peringatan Hari Santri menjadi ruang kolaborasi antarormas Islam dan masyarakat luas. “Yang berjuang di Surabaya bukan hanya santri, tapi rakyat dari berbagai latar. Maka ini momentum persatuan,” ujarnya.
Lebih jauh, ia mengingatkan agar semangat Hari Santri diwujudkan dalam langkah konkret. “Kita jangan berhenti pada upacara. Hari Santri harus punya ukuran kemajuan. Misalnya, tahun ini asramanya satu, tahun depan dua. Santri yang TOEFL-nya 400, tahun depan 500. Ada capaian nyata yang kita rayakan,” katanya.
Tahun ini, peringatan Hari Santri memasuki dekade ke-10. Gus Rozin menilai momen ini tepat untuk menengok ke belakang sekaligus menyiapkan masa depan. “Kita mensyukuri perjuangan para kiai, tapi juga harus sadar pada tugas yang belum selesai,” ujarnya.
Ia menutup pesannya dengan ajakan agar seluruh pesantren dan madrasah menanamkan kesadaran sejarah dan semangat kemajuan. “Selain 17 Agustus, kita punya momentum besar lain: 22 Oktober. Rayakan dengan semangat kebersamaan, karena ini milik kita semua, milik bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Berita
Mahasiswa UPGRIS Ikut Rayakan Peluncuran Aplikasi “Tring!”: Semangat Baru Digitalisasi Layanan Gadai
Semarang, Katakampus.com – PT Pegadaian resmi meluncurkan aplikasi digital terbaru bernama Tring!, sebagai wujud transformasi perusahaan dalam menghadirkan layanan gadai yang lebih mudah, cepat, dan aman bagi masyarakat. Kehadiran aplikasi ini menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat di era digital yang menginginkan proses transaksi keuangan praktis tanpa harus datang langsung ke kantor Pegadaian. Melalui Tring!, nasabah dapat dengan mudah melakukan berbagai layanan, mulai dari pengecekan status barang jaminan, pengajuan, hingga pelunasan gadai secara online.
Peluncuran aplikasi Tring! melibatkan seluruh karyawan Pegadaian Cabang Kalibanteng serta mahasiswa magang dari Program Studi Manajemen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Para mahasiswa mendapatkan kesempatan berharga untuk berpartisipasi langsung dalam kegiatan sosialisasi aplikasi baru tersebut.
Kegiatan berlangsung di Kantor Pegadaian Cabang Kalibanteng, Semarang, yang juga menjadi lokasi pelaksanaan program magang mahasiswa UPGRIS. Area kantor yang biasanya ramai melayani nasabah, kali ini tampil berbeda dengan dekorasi bernuansa hijau dan putih khas Pegadaian, menambah antusias suasana peluncuran.
Acara yang diselenggarakan pada awal Oktober 2025 ini bertepatan dengan masa pertengahan magang mahasiswa di Pegadaian. Bagi para mahasiswa, keterlibatan dalam kegiatan tersebut bukan sekadar pengalaman seremonial, tetapi juga menjadi momen pembelajaran langsung mengenai transformasi digital, strategi pelayanan berbasis aplikasi, serta bagaimana perusahaan milik negara beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat di era digital.

Karyawan Pegadaian Cabang Kalibanteng bersama mahasiswa magang UPGRIS berpose bersama usai peluncuran aplikasi digital Tring!
Peluncuran berlangsung dengan penuh antusiasme dari seluruh karyawan. Para mahasiswa magang turut berperan aktif dalam memandu nasabah yang datang untuk mendaftar dan mencoba langsung aplikasi Tring! di ponsel masing-masing. Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama antara seluruh karyawan, dan mahasiswa magang sebagai simbol kebersamaan serta semangat baru dalam mendukung transformasi digital di lingkungan Pegadaian.
Melalui peluncuran aplikasi Tring!, PT Pegadaian berharap dapat memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat, khususnya generasi muda yang akrab dengan teknologi digital. Inovasi ini menjadi langkah penting menuju terwujudnya Pegadaian Digital Ecosystem, sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi lembaga keuangan yang terpercaya, inklusif, dan modern.
-
Berita9 bulan yang laluPendampingan Strategis Pendaftaran Tanah di Desa Blimbing: Upaya Masyarakat Menuju Kepastian Hukum Pertanahan
-
Berita9 bulan yang laluMahasiswa KKN UPGRIS 29 Gencarkan Urban Farming di Mijen: Tanam Cabai untuk Ketahanan Pangan
-
Berita9 bulan yang laluMahasiswa KKN UPGRIS 29 Perindah Lingkungan dengan Penataan Tanaman TOGA
-
Berita9 bulan yang laluEkstrakurikuler Muhadhoroh SMP IT Al-Anis Sukoharjo Perkuat Kompetensi Siswa
-
Berita9 bulan yang laluMahasiswa KKN UPGRIS Kenalkan Asinan Rambutan sebagai Inovasi Kuliner di Kelurahan Bubakan
-
Berita3 bulan yang laluMelek Teknologi Sejak Dini: KKN UMBY Dampingi Anak Singosaren Belajar Bijak Bermain Gadget
-
Berita3 bulan yang laluMAHESA UPGRIS 2025 Mengajak Masyarakat Sidoharjo Olah Kacang Hijau Menjadi LUK CHUP
-
Berita9 bulan yang laluKKN Upgris Kelompok 20 Gelar Pelatihan Coding untuk Kembangkan Critical Thinking Siswa SD di Semarang
