Connect with us

Berita

Digitalisasi Pengelolaan Air Bersih di Dusun Soka: Kolaborasi KKN UNDIP dan PAMSIMAS untuk Transparansi Layanan

Published

on

Semarang, Katakampus.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro (UNDIP) telah berhasil Mewujudkan Inovasi berbasis teknologi untuk mendukung Pengelolaan Layanan PAMSIMAS di Dusun Soka, Dengan membuat aplikasi berbasis web untuk Desa Lerep, Ungaran Barat. Aplikasi yang dikembangkan mulai dari Oktober hingga November 2024 ini karena terdapat beberapa permasalahan yang masih terjadi di beberapa PAMSIMAS dusun.

Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan framework MERN Stack dan telah melalui seluruh tahapan pengerjaan pada metode pengembangan perangkat lunak Waterfall, dimulai dari analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, pengujian serta implementasi, hingga akhirnya aplikasi website dapat berjalan. Program Digitalisasi yang berada dibawah bimbingan dosen pendamping, Bapak Yuli Christiyono, ST, MT., Ibu Yayuk Astuti, S. Si, Ph. D. dan Bapak Pangi, S.T.,M.T., menjadi langkah untuk mendukung era digitalisasi, serta bertujuan untuk menciptakan sistem yang lebih efisien, di desa lerep terutama di Dusun Soka

Program PAMSIMAS merupakan Program yang diadakan oleh pemerintah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi. Namun diera digital, Pengelolaan PAMSIMAS di banyak daerah masih menghadapi beberapa kendala, salah satunya adalah desa lerep, Desa yang terdiri dari 8 dusun ini memiliki potensi besar untuk optimalisasi pengelolaan air bersih, mengingat ketersediaan sumber daya air tanah yang melimpah.

Meski demikian, tantangan dalam pengelolaan, khususnya di Dusun Kretek, Tegalrejo, Soka, dan Lerep, menjadi perhatian utama. Sehingga sebagai bentuk Kontribusi pada masyarakat, mahasiswa Universitas Diponegoro membuat suatu Web untuk sistem Pengelolaan PAMSIMAS.

Web tersebut di buat setelah melakukan sosialisasi dan wawancara dengan pengelola Dusun Soka, sehingga didapatkan beberapa permasalahan terkait Pengelolaan PAMSIMAS yaitu: Sistem pencatatan pembayaran & pengecekan meteran yang tidak efisien & masih manual, Sistem pengaduan yang tidak efisien, Sistem struk atau kwitansi sebagai bukti pembayaran masih manual, sistem pencatatan bulanan PAMSIMAS yang masih manual.

Hasil wawancara ini kemudian di rangkum untuk selanjutnya dibahas dengan tim kkn mengenai isi dan cara kerja aplikasi. Setelah fungsi-fungsi aplikasi ditetapkan, maka dengan dan di setujui oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), maka pencarian layanan hosting pun dilakukan. Didapat bahwa hosting provider yang paling murah berkisar 1 juta rupiah dan akan disupport pihak UNDIP untuk pemakaian server satu tahun pertama.

Dengan dukungan dari pihak Dusun Soka, maka data biaya pemasukan, data pelanggan, dan riwayat tagihan bulanan mereka dapat dijadikan titik awal aplikasi agar dapat berjalan untuk kedepannya. Data ini menghasilkan fitur berupa kode QR unik setiap pelanggan yang dapat dimanfaatkan pengelola untuk pencatatan tagihan, pengelolaan laporan aduan, maupun pengecekan yang semuanya dapat di export ke excel.

Aplikasi telah berjalan dan hasil terbaru telah disetujui oleh DPL, maka mahasiswa KKN melakukan sosialisasi dengan pengelola PAMSIMAS. Sosialisasi dihadiri oleh Bapak Hartadi, Ibu Hartadi, dan Bapak Rahmat Hidayat selaku pengelola PAMSIMAS Dusun Soka dengan antusias dan tanggapan positif.

Melalui Program KKN ini, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro, bersama dukungan Dosen Pembimbing dan pihak desa, telah berhasil mengintegrasikan teknologi kedalam system pengelolaan Masyarakat, Dimana teknologi tersebut dapat menciptakan Solusi nyata dari tantangan yang dihadapi oleh desa terlebih Dusun Soka. Aplikasi pengelolaan PAMSIMAS berbasis web ini diharapkan menjadi langkah awal menuju peningkatan efisiensi dan transparansi layanan di Dusun-dusun Desa Lerep, sekaligus menjadi motivasi bagi desa-desa lain untuk beradaptasi di era digital.”

 

Editor: Zainuidin Aklis

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Gunakan Kecerdasan Buatan untuk Meluruskan Hoaks, Bukan Memperkuatnya

Published

on

By

Temanggung, Katakampus.com — Kecerdasan buatan (AI) seharusnya dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi positif dan meluruskan informasi keliru yang beredar di masyarakat, terutama di media sosial. Pesan itu disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, H. Wibowo Prasetyo, dalam kegiatan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Berbantuan Kecerdasan Artifisial yang digelar oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang di Hotel Indraloka, Temanggung, Sabtu (11/10/2025).

Menurut Wibowo, dosen dan mahasiswa memiliki peran penting dalam memastikan teknologi AI digunakan untuk kepentingan yang edukatif dan konstruktif. “Dosen dan mahasiswa harus menjadikan AI untuk mengedukasi masyarakat, meluruskan hoaks, dan menyebarkan informasi positif. Selain untuk kepentingan akademik dan riset, AI juga bisa digunakan untuk membangun kesadaran publik,” ujarnya.

Ia mencontohkan, beberapa waktu terakhir beredar berbagai konten digital hasil rekayasa AI, termasuk video deepfake yang disebarkan secara luas dan memicu keresahan di masyarakat. Karena itu, katanya, peran kalangan akademisi dibutuhkan untuk menyisir informasi yang salah dan membantu menjaga stabilitas sosial. “Banyaknya informasi keliru di media sosial perlu diluruskan. Ini tanggung jawab kita bersama agar Indonesia tetap aman,” kata Wibowo.

Dalam kegiatan yang sama, Wakil Rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., memaparkan strategi penulisan karya ilmiah dengan bantuan teknologi AI melalui pendekatan AI for Research (AIfoR). Ia menekankan pentingnya menempatkan AI sebagai mitra berpikir dalam proses penelitian, bukan sebagai pengganti peran peneliti manusia.

“AI harus diposisikan sebagai mitra intelektual. Peneliti tetap menjadi pengendali utama agar karya ilmiah tetap beretika, orisinal, dan bernilai akademik,” ujar Ibda. Ia menjelaskan, kecerdasan buatan dapat membantu peneliti dalam berbagai tahap, mulai dari menentukan tren riset, menulis judul dan abstrak, hingga menganalisis data serta menyusun simpulan.

Pelatihan yang berlangsung hingga tengah hari itu diikuti oleh 195 peserta yang terdiri atas dosen, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Kegiatan ini juga melibatkan unsur pimpinan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang sebagai panitia penyelenggara.

Continue Reading

Berita

Belajar Menulis dengan AI di Temanggung: Peneliti Tetap Jadi Pengendali

Published

on

By

Temanggung, Katakampus.com – Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang menggelar Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Berbantuan Kecerdasan Artifisial di Hotel Indraloka, Temanggung, Sabtu (11/10/2025). Sejak pagi, sekitar 195 peserta yang terdiri atas dosen, peneliti, dan mahasiswa memenuhi ruang pelatihan yang berlangsung hingga tengah hari. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., Wakil Rektor I Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung, dan H. Wibowo Prasetyo, anggota DPR RI.

Dalam paparannya yang bertema “Tips dan Trik Penulisan Karya Tulis Ilmiah berbantuan Kecerdasan Artifisial”, Dr. Ibda menekankan bahwa teknologi kecerdasan buatan seharusnya dipandang bukan sebagai pengganti manusia, melainkan sebagai mitra intelektual dalam proses berpikir ilmiah. Ia menjelaskan, AI dapat membantu peneliti di berbagai tahap, mulai dari menentukan tren riset, menulis judul dan abstrak, hingga menganalisis data dan menyusun kesimpulan. “AI harus diposisikan sebagai asisten berpikir. Penelitilah yang tetap menjadi pengendali agar karya ilmiah tetap beretika, orisinal, dan bernilai akademik,” ujar Ibda.

Ia juga menekankan pentingnya memilih alat yang tepat untuk mendukung riset berbasis AI. Beberapa platform yang direkomendasikannya antara lain ChatGPT, Scite.ai, Perplexity, Elicit, dan ResearchRabbit. Menurutnya, penggunaan AI dalam penelitian harus berpedoman pada tujuh prinsip utama: memilih alat sesuai tahap riset, memastikan basis data yang kredibel, mengintegrasikannya dengan tools akademik seperti Mendeley dan Zotero, menjaga keamanan data pribadi, menempatkan AI sebagai pendamping berpikir, melakukan verifikasi hasil dengan ahli, serta tetap melakukan revisi dan penilaian manual sebelum publikasi. “AI itu hanya alat bantu. Yang cerdas itu penelitinya, bukan alatnya,” tegasnya.

Sementara itu, H. Wibowo Prasetyo dalam sesi berikutnya menyoroti pentingnya menjaga integritas akademik di tengah maraknya penggunaan AI dalam dunia penelitian dan publikasi ilmiah. Ia menilai, di era yang dipenuhi informasi palsu dan manipulasi digital seperti deepfake, etika penulisan menjadi semakin penting. “Integritas akademik adalah fondasi. Teknologi boleh membantu, tapi moral harus tetap memimpin,” ujarnya.

Dekan FITK UIN Walisongo, Prof. Dr. Fatah Syukur, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para narasumber yang telah berkontribusi dalam pengembangan literasi akademik digital di kalangan sivitas akademika. Menurutnya, pelatihan ini merupakan langkah konkret dalam mendukung transformasi digital di lingkungan pendidikan tinggi Islam. “Literasi akademik digital menjadi kunci agar perguruan tinggi Islam tak tertinggal dalam revolusi teknologi,” katanya.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul tujuh pagi hingga siang itu diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif. Para peserta berdiskusi tentang cara memanfaatkan AI secara etis dan efektif dalam penulisan ilmiah. Dari forum ini, tersirat optimisme bahwa pemanfaatan kecerdasan artifisial dapat memperkaya dunia riset tanpa mengikis nilai-nilai keilmuan. Penyelenggara berharap, pelatihan ini mampu melahirkan generasi peneliti yang melek teknologi, berintegritas, dan mampu menghasilkan karya ilmiah berkualitas tinggi—relevan dengan perkembangan zaman namun tetap berpijak pada etika dan tanggung jawab akademik.

Continue Reading

Berita

Mahasiswa Magang UPGRIS Ikuti Rangkaian Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah di DPRD

Published

on

By

Semarang, Katakampus.com  –  Sejumlah mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang tengah melaksanakan program magang di DPRD Provinsi Jawa Tengah turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah yang digelar pada tanggal 20–21 Agustus 2025 di lingkungan Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, Semarang.

Kegiatan peringatan yang berlangsung selama dua hari tersebut diisi dengan berbagai acara, mulai dari pameran UMKM, pertunjukan seni budaya daerah, hingga pelayanan publik bagi masyarakat. Para mahasiswa magang aktif berperan dalam membantu kelancaran kegiatan, seperti mendukung persiapan acara, mendampingi tamu undangan, serta melakukan dokumentasi kegiatan yang dilaksanakan oleh DPRD bersama mitra pemerintah daerah.

Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah cek kesehatan gratis yang disediakan bagi pengunjung di area stand UMKM. Para mahasiswa magang juga ikut serta dalam layanan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan diri dan masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dalam melihat sinergi antara pemerintah daerah, pelaku UMKM, dan masyarakat dalam peringatan hari jadi provinsi.

Mahasiswa magang Universitas PGRI Semarang ikut ambil bagian dalam layanan kesehatan gratis pada peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jateng.

Perwakilan mahasiswa menyampaikan rasa syukur dapat menjadi bagian dari kegiatan besar tersebut. “Kami senang bisa ikut berpartisipasi dalam peringatan Hari Jadi ke-80 Jawa Tengah. Selain menambah pengalaman di lingkungan pemerintahan, kami juga belajar tentang pentingnya peran DPRD dalam mendorong partisipasi publik dan pemberdayaan masyarakat,” ungkap salah satu mahasiswa magang.

Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah mengapresiasi kehadiran dan kontribusi para mahasiswa magang Universitas PGRI Semarang. Keterlibatan mereka dinilai membantu kelancaran kegiatan sekaligus menjadi sarana pembelajaran praktis bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat peran dan fungsi DPRD dalam pembangunan daerah.

Continue Reading

Trending