Berita
Mahasiswa Kkn Tim I Undip Melaksanakan Diversifikasi Produk Dengan Pemanfaatan Pangan Lokal Singkong Menjadi Dango Bagi Umkm Di Desa Pucanggading
Batang, Katakampus.com – Mayoritas masyarakat Desa Pucanggading bermata pencarian sebagai petani yang menanam singkong, petai, dan berbagai hasil perkebunan lainnya. Desa ini dikenal dengan banyaknya usaha mikro rumahan yang mengolah singkong menjadi tape. Kondisi tersebut menarik minat mahasiswa untuk melalukan pengamatan, terutama singkong.
Pengamatan mahasiswa akan berlimpahnya hasil bumi terkhususnya singkong, namun masyarakat desa kebanyakkan hanya memanfaatkan singkong untuk diolah menjadi tape singkong yang nantinya akan dijual. Tentu hal ini cukup disayangkan jikalau pemanfataan singkong hanya menjadi satu produk saja, mengingat telah banyak saingan dalam membuat usaha tape.
Untuk menyikapi hasil pengamatan, mahasiswa Tim I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Periode 2024/2025 yang melaksanakan pengabdian di Desa Pucanggading terdiri dari 10 mahasiswa yang berasal dari berbagai Fakultas melaksanakan kegiatan Diversifikasi Produk dengan Pemanfataan Pangan Lokal Singkong menjadi Dango bagi UMKM.
Dango (団子) merupakan kue yang berasal dari negara Jepang berbentuk bulat kecil yang terbuat dari tepung beras dan tepung ketan yang diulen dengan air panas kemudian akan dimatangkan dengan cara direbus atau dikukus. Dango memiliki rasa yang manis karena ditambahkan gula ke dalam adonannya. Selain itu, dango memiliki ciri khas yaitu teksturnya yang kenyal, warna yang mencolok karena ditambahkan pewarna makanan dalam adonannya, dan ditusuk menggunakan tusukan dari bambu ataupun kayu seperti sebuah sate.
Mahasiswa melakukan modifikasi resep dari dango itu sendiri dengan memanfaatkan hasil perkebunan lokal yaitu singkong, namun dengan tetap memperhatikan ciri khas dango. Secara keseluruhan, resep dan metode pembuatan tetap sama seperti resep yang sebenarnya namun sebelum di bentuk bulat, adonan akan dicampur dengan singkong yang telah di kukus dan dihaluskan. Dalam hal ini, tetap perlu diperhatikan dalam menambahkan jumlah singkong dikarenakan jika terlalu banyak akan menyebabkan dango tidak kenyal dan mudah hancur. Mahasiswa pun mengkreasikan untuk menambahkan coklat di dalam adonan dango agar memiliki rasa yang manis.
Setelah mendapatkan resep yang sesuai, dango singkong selanjutkan di sosialisasikan kepada UMKM di Desa Pucanggading. Kegiatan terdiri dari 2 rangkaian kegiatan yaitu sosialisasi dan demo masak. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (29/01/2025) di Balai Desa Pucanggading yang dihadiri oleh 10 orang UMKM.
Sosialisasi berisi materi tentang peta komoditas Desa Pucanggading, manfaat singkong bagi kesehatan, mutu singkong yang sesuai standar, pengenalan dango, rancangan dana penjualan dango, dan kemasan yang sesuai dengan SNI serta cocok untuk dango.
Setelah sosialisasi selesai, dilanjutkan dengan kegiatan demo masak dango singkong. UMKM yang hadir dibagi menjadi 5 kelompok sehingga 1 kelompok berisi 2 orang, kemudian mahasiswa akan membagikan bahan-bahan pembuatan dango ke setiap kelompok UMKM. Demo masak dipimpin oleh 3 mahasiswa dan semua UMKM dibimbing oleh 7 mahasiswa lainnya.
Pelaksanaan kegiatan ini mendapatkan dukungan dari para perangkat desa dan disambut dengan antusias oleh para UMKM Desa Pucanggading.
Ibu Tri selaku ketua KWT mengatakan ”Inovasi singkong menjadi Dango merupakan hal yang cukup unik dan baru dilakukan di Desa ini. Jikalau ada yang berminat melanjutkan untuk menjual ini, insyaAllah dango akan memiliki nilai jual karena rasa dan warnanya yang unik”.
Selain itu, ujar Kepala Desa Pucanggading ”Kegiatan inovasi produk seperti ini dapat menjadi penguatan bagi UMKM.”
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi angka kerugian. Selain itu, dapat memenuhi kebutuhan lokal maupun membuka peluang pemasaran di luar wilayah