Berita
Mahasiswa UNDIP Sulap Pipa Peralon Jadi Teknologi Pertanian
Sragen, katakampus.com – Upaya meningkatkan produktifitas petani dan mengurangi energi ekstra, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro melakukan inovasi alat pemupuk jagung sederhana yang terbuat dari pipa paralon guna membantu petani dalam meningkatkan efisiensi pemupukan tanaman jagung. Program kerja (proker) ini bertujuan untuk membantu petani melakukan pemupukan yang lebih praktis, hemat tenaga, dan mampu mendistribusikan pupuk secara merata ke tanaman, sehingga hasil panen dapat lebih optimal.
Alat ini dirancang dengan prinsip sederhana namun efektif, di mana pipa paralon diberi lubang kecil yang memungkinkan pupuk keluar ke tanah di sekitar perakaran jagung tanpa harus bersentuhan langsung dengan daun atau batang, sehingga mengurangi risiko pemborosan pupuk akibat terbawa angin atau larut dalam air hujan. Selain itu, alat ini juga memungkinkan petani untuk melakukan pemupukan dengan posisi yang lebih nyaman, tanpa harus membungkuk atau menggunakan tangan secara langsung dalam proses penyebaran pupuk.
Dengan adanya inovasi ini, petani tidak hanya dapat menghemat tenaga, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi waktu kerja mereka di lahan pertanian, sehingga lebih banyak pekerjaan lain yang bisa diselesaikan dalam satu hari.
Dalam kegiatan sosialisasi dan uji coba yang dilakukan di halaman milik warga desa, mahasiswa KKN memberikan pelatihan langsung kepada petani mengenai cara penggunaan alat pemupuk ini. Petani yang sebelumnya kesulitan dalam memupuk karena faktor usia atau kondisi fisik merasa terbantu dengan adanya alat ini.
Respon dari mereka pun sangat positif, karena alat ini dinilai lebih efisien dibandingkan dengan metode pemupukan manual yang sering kali menghabiskan banyak tenaga dan waktu. Salah satu warga yang berprofesi sebagai petani jagung bahkan menyatakan ketertarikannya untuk segera mencoba alat ini di kebunnya.
“Besok langsung saya coba, Mas. Ini ngebantu banget buat ibu kalau lagi ngasih pupuk di kebun. Soalnya saya sering sakit jarinya sama pinggang kalau habis dari kebun jagung,” ujar salah satu warga dengan penuh antusias.
Pernyataan ini semakin memperkuat keyakinan mahasiswa KKN bahwa inovasi yang mereka hadirkan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan produktivitas jagung dapat meningkat secara signifikan, mengurangi biaya operasional petani, serta memperkenalkan praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, mahasiswa KKN juga berharap agar alat ini bisa terus digunakan oleh petani dalam jangka panjang dan bahkan dikembangkan lebih lanjut untuk semakin memudahkan pekerjaan di sektor pertanian.
Editor: M. Azis