Berita

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Gelar Penyuluhan Eco Enzyme di Desa Blimbing

Published

on

Klaten, katakampus.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro menggelar penyuluhan mengenai Pendampingan Praktis dalam Membuat Eco Enzyme dari Sampah Dapur: Upaya Mengurangi Limbah dan Meningkatkan Produksi Tanaman kepada ibu-ibu PKK di Desa Blimbing. Kegiatan yang dipimpin oleh Natashia Astuti, mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Diponegoro, bertujuan untuk memberikan edukasi tentang manfaat eco enzyme serta cara pembuatannya guna mengurangi limbah organik rumah tangga dan meningkatkan hasil pertanian secara alami.

Penyuluhan ini berlangsung di balai desa dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK yang antusias untuk belajar mengenai eco enzyme. Dalam pemaparannya, Natashia menjelaskan bahwa eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi sampah organik, seperti sisa sayur dan buah, yang memiliki berbagai manfaat, termasuk sebagai pupuk alami, pestisida, hingga pembersih rumah tangga. Dengan memanfaatkan limbah dapur, masyarakat tidak hanya dapat mengurangi sampah rumah tangga tetapi juga memperoleh produk ramah lingkungan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Peserta tidak hanya diberi edukasi, namun juga diajak untuk membuat eco enzyme dengan bahan sederhana, yaitu:

  1. Sampah organik (kulit buah, sisa sayuran, atau ampas makanan)
  2. Gula merah atau molase sebagai bahan fermentasi
  3. Air bersih
  4. Wadah plastik dengan tutup longgar untuk proses fermentasi

Natashia menjelaskan langkah-langkah pembuatannya, mulai dari pencampuran bahan dengan perbandingan 3:1:10 (tiga bagian sampah organik, satu bagian gula, dan sepuluh bagian air) hingga proses fermentasi selama minimal tiga bulan. Ia juga menekankan pentingnya mengaduk atau membuka tutup wadah secara berkala untuk melepaskan gas hasil fermentasi agar wadah tidak meledak akibat tekanan yang meningkat.

Eco Enzyme memiliki manfaat bagi Lingkungan dan Tanaman, Selain sebagai pupuk cair yang mampu meningkatkan kesuburan tanah dan mempercepat pertumbuhan tanaman, eco enzyme juga dapat digunakan untuk:

  • Mengurangi bau tidak sedap di lingkungan rumah
  • Membersihkan lantai dan perabotan rumah tangga secara alam
  • Sebagai cairan anti hama alami untuk tanaman
  • Memurnikan air limbah dan mengurangi polusi lingkungan

Ibu-ibu peserta penyuluhan terlihat sangat antusias, beberapa dari mereka langsung mencoba mencampur bahan-bahan yang telah disediakan. Beberapa pertanyaan yang diajukan peserta antara lain tentang kesalahan umum dalam pembuatan eco enzyme, cara menyimpan dan menggunakannya dengan efektif, serta dampak jangka panjang bagi lingkungan.

Salah satu peserta, Ibu Siti, mengaku baru mengetahui manfaat eco enzyme dan tertarik untuk mulai membuatnya di rumah. “Biasanya saya langsung membuang sisa sayur dan kulit buah ke tempat sampah, ternyata bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Saya ingin mencoba membuatnya sendiri dan menggunakannya untuk menyuburkan tanaman di pekarangan rumah,” ujarnya.

Penyuluhan ini mendapat respon positif dari peserta, yang berharap kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkala. Ketua PKK Desa Blimbing, juga mengapresiasi kegiatan ini karena dinilai sangat bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi rumah tangga. “Kami berharap ibu-ibu di desa ini bisa lebih sadar akan pentingnya mengelola sampah organik dengan cara yang lebih bijak, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih dan tanaman lebih subur tanpa harus membeli pupuk kimia mahal,” katanya.

Kegiatan penyuluhan tanggal 6 Februari diakhiri dengan sesi diskusi dan pembagian leaflet panduan pembuatan eco enzyme agar peserta dapat mengulanginya sendiri di rumah. Natashia Astuti berharap bahwa ibu-ibu PKK dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dan mulai membuat eco enzyme secara mandiri. “Harapan kami, setelah kegiatan ini ibu-ibu tidak hanya sekadar tahu cara membuat eco enzyme, tetapi juga benar-benar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” tutupnya.

Dengan adanya kegiatan edukasi seperti ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pengelolaan limbah organik dan beralih ke gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Program ini menjadi contoh nyata bahwa kecilnya perubahan dalam kebiasaan sehari-hari dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

 

Penulis: Natashia Astuti

Editor: M. Azis

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version