Berita

GLM Ramadan Zona 4: Menguatkan Literasi Digital dan Kreativitas Menulis di Pesantren

Published

on

Temanggung, Katakampus.com– Program Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Ramadan Zona 4 terlaksana di Pondok Pesantren Karang Santri Bendosari, Bandunggede, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Senin (17/3/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 100 santri dengan tema Gerakan Murid Ma’arif Menulis Kreatif Selama Ramadan (GEMUKKAN).

Dalam pembukaan, Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Plus Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah, Hamidulloh Ibda, menyampaikan bahwa putaran GLM Ramadan di Pondok Pesantren Karang Santri Kedu, Temanggung, merupakan putaran keempat.

“Alhamdulillah, GLM Ramadan kali ini terlaksana di delapan zona. Zona 1 di Kabupaten Blora di MTs Hasyim Asy’ari, Zona 2 di Kabupaten Pati di MA Roudlotusysyubban Tawangrejo Pati, Zona 3 di Kabupaten Pemalang di Pesantren Mislakhul Muta’allimin Karangtengah, Warungpring, dan kali ini pada GLM Ramadan Zona 4 di Pondok Pesantren Karang Santri Temanggung,” ujarnya.

Pada sesi pertama, Direktur Pemberitaan Kabartemanggung.com, Wahyu Egi Widayat, menyampaikan bahwa pergeseran dari era manual ke digital harus diimbangi dengan pemahaman literasi digital.

“Zaman dulu masih ada koran cetak dan banyak majalah, namun sekarang hampir semua informasi didapatkan dari media sosial,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia berharap literasi digital semakin diperkuat melalui kegiatan jurnalistik dalam program GLM Ramadan ini.

“Ragam karya tulis sangat beragam, mulai dari berita, artikel, tajuk rencana, feature, hingga puisi dan cerpen. Jika ingin fokus, silakan dikembangkan agar kemampuannya maksimal,” lanjutnya.

Menurutnya, menulis bukanlah bakat, melainkan keterampilan.

“Kebanyakan orang menyebut menulis sebagai bakat, padahal sebenarnya menulis adalah keterampilan. Dulu saya pun tidak bisa menulis dan merasa berat saat awal kuliah. Namun, karena dipaksa oleh Pak Ibda saat itu, akhirnya saya bisa,” tambahnya.

Dalam pemaparannya, Egi menekankan bahwa Lembaga Pers Siswa (LPS) sangat bermanfaat dalam membangun ekosistem literasi agar siswa terbiasa menulis, membaca, dan berpikir kritis.

“Termasuk dalam hal branding sekolah, madrasah, atau pesantren itu sendiri. Branding keilmuan di pesantren sangat berkualitas, namun kurang diangkat di media. Selama ini, yang lebih banyak terekspos hanyalah branding kegiatan,” katanya.

Setelah sesi materi tentang manajemen redaksi dan teknik desain, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Koordinator GLM Plus, Hamidulloh Ibda, yang membahas teknik penulisan berita dan opini. Selanjutnya, editor sastra Maarifnujateng.or.id, Niam At-Majha, memberikan materi tentang puisi dan cerpen. (*)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version