Berita

Dari Kemah ke Kepemimpinan, Pramuka Ma’arif NU Merawat Perdamaian di Candra Birawa

Published

on

Semarang, Katakampus.com – Di tengah derap digitalisasi dan cepatnya perubahan sosial, ratusan Pramuka Penegak dan Pandega berkumpul di Bumi Perkemahan Candra Birawa, Kota Semarang. Senin, 15 Desember 2025, mereka memulai Kemah Kemanusiaan dan Perdamaian SAKO Pramuka Pandu Ma’arif NU Jawa Tengah, sebuah ruang pendidikan karakter yang dirancang untuk melatih kepemimpinan, kepedulian, dan kesadaran kemanusiaan generasi muda.

Upacara pembukaan kemah berlangsung khidmat. Ketua PBNU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghaffar Rozin, M.Ed., hadir sebagai pembina upacara. Dalam sambutannya, Gus Rozin menekankan bahwa tantangan generasi muda hari ini tidak hanya soal kemampuan fisik atau keterampilan teknis, melainkan ketangguhan nilai di tengah situasi yang terus berubah.

“Pramuka Ma’arif harus siap menjadi pandu bangsa dalam segala kondisi,” kata Gus Rozin. Menurut dia, kemah bukan sekadar aktivitas rutin kepramukaan, melainkan medium pendidikan yang membentuk kepemimpinan berbasis nilai kemanusiaan dan perdamaian.

Gus Rozin menegaskan bahwa kesadaran menjaga perdamaian tidak lahir secara instan. Nilai tersebut perlu ditanamkan melalui proses panjang, dimulai dari gugusdepan hingga forum-forum pendidikan seperti perkemahan. Melalui kegiatan bersama di alam terbuka, peserta dilatih untuk bekerja sama, saling menghargai, dan peka terhadap lingkungan sekitar.

Dalam konteks kekinian, Gus Rozin juga menyinggung tantangan digitalisasi global. Ia mendorong generasi muda Pramuka Ma’arif untuk memanfaatkan teknologi secara bijak, tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai dasar kepramukaan. Menurutnya, teknologi seharusnya menjadi alat penguat karakter, bukan sebaliknya.

Sebelum pembukaan resmi, Fahrudin Karmani, Ketua Majelis Pembimbing SAKO Pramuka Pandu Ma’arif NU Jawa Tengah, menyampaikan laporan kegiatan. Ia menjelaskan bahwa kemah berlangsung selama lima hari, 15–19 Desember 2025, dan diikuti ratusan peserta dari tiga kwartir daerah.

Peserta berasal dari Kwartir Daerah Jawa Tengah sebanyak 617 orang, Daerah Istimewa Yogyakarta 57 orang, dan Kalimantan Selatan 29 orang. Mereka akan mengikuti berbagai agenda yang dirancang untuk menumbuhkan kepedulian sosial, kesadaran lingkungan, serta semangat persaudaraan lintas daerah.

Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah, Prof. Dr. Ir. Slamet Budi Prayitno, M.Sc., dalam sambutan singkatnya, menyebut kemah lintas daerah ini sebagai bentuk konsolidasi gerakan kepanduan yang berorientasi pada pembinaan karakter generasi muda.

Momentum simbolik pembukaan kemah ditandai dengan pelepasan lima belas ekor burung dara ke udara. Prosesi tersebut menjadi penanda komitmen bersama peserta dan penyelenggara dalam merawat perdamaian, sejalan dengan tema kemah “Merawat Jagad, Mencintai Lingkungan untuk Masa Depan.”

Setelah upacara, para tamu undangan meninjau tapak kemah peserta. Aktivitas sederhana itu menegaskan bahwa perkemahan ini tidak berhenti pada seremonial, melainkan menjadi laboratorium sosial tempat nilai kemanusiaan, persaudaraan, dan kepemimpinan dilatih secara nyata.

Bagi para peserta, lima hari di Candra Birawa bukan hanya soal berkemah, tetapi tentang belajar menjadi pandu yang mampu membaca zaman—berpijak pada nilai, bergerak untuk kemanusiaan, dan menjaga perdamaian.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version